Senin, 14 Juni 2010

Usaha Penggemukan Domba

Ternak domba merupakan salah satu komoditas andalan strategis yang potensial dikembangkan sebagai bidang usaha agribisnis di pedesaan. Namun pemeliharaan ternak domba di pedesaan pada umumnya masih dilakukan secara sederhana/tradisional sekaligus sebagai ternak tabungan hidup. Di sisi lain pengembangan ternak domba masih menghadapi beberapa kendala antara lain, rendahnya produksi dan produktivitas. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dengan cara penggemukkan ternak domba jantan dengan penerapan teknologi pakan. Apabila upaya tersebut diikuti dengan penjadwalan secara teratur pada periode pemeliharaan dan penjualannya, maka pendapatan rutin bulanan secara tunai dapat diterima petani. 


A. Prospek usaha penggemukkan ternak domba

1. Keuntungan Beternak Domba
Ternak domba merupakan ternak yang mudah dipelihara karena mampu beradaptasi dengan lingkungan secara cepat. Pemeliharaannya tidak terlalu sulit, selain itu ternak domba mampu memanfaatkan daun-daunan dan limbah pertanian sebagai makanannya.
Ternak domba merupakan salah satu ternak potong yang banyak memberikan keuntungan, antara lain :
a. Mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Di daerah tropis pun, usaha ternak domba sebagai penghasil daging tidak ada kesulitan, karena domba tahan haus. Tubuh domba hampir seluruhnya tertutup bulu, yang dapat menahan penguapan lewat permukaan kulit. Keperluan air dalam tubuhnya cukup dipenuhi dari kandungan air dalam pakan hijauan.
b. Ternak domba memiliki sifat hidup berkelompok, sehingga waktu digembalakan tidak akan saling berpisah jauh dari kelompoknya.
c. Cepat berkembang biak yaitu dalam waktu dua tahun dapat beranak tiga kali dan sekali beranak dapat melahirkan 1-2 ekor.
d. Modal usaha relatif kecil, sebab ternak domba bisa diusahakan dengan kandang sederhana dan mau menerima bahan pakan dari berbagai jenis hijauan.
e. Sebagai tabungan hidup, di musim panen para petani membeli ternak domba dalam jumlah cukup besar dan pada musim paceklik ternak tersebut dengan mudah bisa dijual ke pasar.
f. Sebagai penghasil pupuk kandang ang dapat membantu menyuburkan tanah dan kaya unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman
g. Daging ternak domba meruapakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani.
2. Peluang Usaha Penggemukkan Ternak Domba
Pangsa pasar ternak domba saat ini masih terbuka luas, bahkan semakin terbuka dan tetap mempunyai segmen pasar khusus, karena adanya perkembangan kota-kota besar padat penduduk secara umum masyarakatnya cukup banyak yang menggemari kelezatan rasa daging domba dalam bentuk sate dan gule. Selain itu daging domba seperti halnya daging sapi atau ayam dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, agama maupun kepercayaan.
Oleh karena itu perlu dipikirkan bagaimana memenuhi permintaan pasar yang selalu meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk sekaligus untuk memnuhi permintaan konsumen luar negeri.

B. Teknologi Penggemukkan

Usaha penggemukkan domba di tingkat petani sangat penting artinya dalam upaya pemanfaatan tenaga kerja keluarga dan sekaligus peningkatan pendapatan keluarganya. Agar usaha penggemukkan yang dilakukan dapat menguntungkan sebaiknya menggunakan teknologi yang sudah teruji kemanfaatannya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Bibit
Bibit (bakalan) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha penggemukkan domba, di samping faktor pakan dan tatalaksana pemeliharaan ternak itu sendiri. Apabila dalam pemilihan bibit tidak baik, maka akan mengakibatkan produksi ternak/penggemukkan domba tidak dapat optimal. Dalam pemilihan bibi perlu memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut :
· Domba jantan yang berumur antara 10-12 bulan (belum “poel”)
Pemilihan domba berkelamin jantan dengan pertimbangan karena adanya undang-undang yang melarang pemotongan ternak betina produktif, disamping ternak jantan mempunyai laju pertumbuhan lebih baik sehingga dapat lebih cepat menghasilkan daging. Sementara itu domba bakalan sebaiknya berumur 10-12 bulan karena berdasarkan laju pertumbuhannya maka keseluruhan alat saluran pencernaan domba tersebut terutama bagian lambungnya (rumen,retikulum, omasum dan abomasum) telah berkembang secara maksimum. Hal ini sangat penting diperhatikan karena menyangkut program pemberian pakannya, sehingga ternak domba akan mampu mengkonsumsi berbagai bentuk pakan, baik dalam bentuk kasar (hijauan rumpt, daun-daunan) maupun dalam bentuk konsentrat. Diharapkan penggemukkan pada usia tersebut dapat dicapai pertambahan bobot badan optimal. Selain itu daging yang dihasilkan cukup empuk, belum keras karena ternak domba tersebut belum terlalu tua.
· Jenis bibit dipilih terutama yang tersedia di daerah setempat, misalnya domba ekor gemuk (DEG) atau domba ekor tipis (DET). Pertimbangannya selain memudahkan memperoleh bibit, biaya pembelian bakalan menjadi lebih murah.
· Domba tersebut harus sehat, tidak gemuk. Bentuk tubuhnya baik dan tidak mempunyai cacat tubuh. Pemberian pakan untuk domba yang sehat tidak akan sia-sia. Karena ternak yang sakit, pakan yang dikonsumsi akan dipergunakan untuk pemulihan penyakit sehingga kurang berperanan dalam upaya meningkatkan pertambahan bobot badan. Akibatnya ternak menjadi kurus, dan dapat menulari ternak yang lain sehingga produksi dan produktivitas ternak menurun. Ternak yang cacat juga dapat mengakibatkan hambatan dalam tatalaksana pemeliharaan maupun pemberian pakan karena itu ternak yang cacat tidak disukai oleh para konsumen dan harga jualnya rendah.
· Bobot badan rata-rata ï 20 kg/ekor. Pemilihan bobot badan yang relatif rendah proporsi tulangnya relatif lebih besar dibandingkan dengan proporsi dagingnya sedangkan tujuan utama penggemukkan domba adalah untuk menghasilkan daging yang baik dan disukai konsumen.
2. Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang strategis, karena memberikan kontribusi 70% dari total biaya produksi. Pakan yang diberikan kepada ternak harus mampu memenuhi kebutuhan ternak secara kuantitatif, kualitatif dan seimbang diantara zat gizi yang dikandungnya. Tujuan pemberian pakan bukan agar ternak kenyang, tetapi yang lebih penting adalah efisiensi penggunaan pakan sesuai dengan tujuan usaha. Pakan yang diberikan merupakan ransum yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan, dan mengandung zat gizi ang memenuhi syarat kebutuhan.
Beberapa pengertian yang perlu diketahui dalam aspek pakan adalah :
· Bahan pakan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada ternak, baik berupa bahan organik maupun bahan anorganik, baik yang seluruhnya atau sebagian daripadanya dapat dicerna atau diserap tetapi tidak mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya.
· Zat gizi atau zat pakan adalah bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna atau diserap dan digunakan oleh tubuh untuk kepentingan-kepentingan tubuh, yang terdiri dari air, abu/mineral, karbohidrat, protein, lemak dan vitamin.
· Ransum merupakan bahan pakan atau campuran dari 2 atau lebih bahan pakan yang disusun agar memenuhi kebutuhan ternak yagn mengkonsumsinya selama 24 jam.
Dikenal penggolongan bahan pakan yaitu :
· Berdasarkan asal, dibedakan menjadi bahan pakan nabati (berasal dari tanaman : rumput, daun-daunan, biji-bijian, umbi-umbian, bungkil-bungkilan dll) dan bahan pakan hewani (berasal dari hewan : tepung ikan, tepung kerang, tepung darah, tepung tulang dll)
· Berdasarkan sifat, dibedakan menjadi pakan hijauan atau pakan kasar (pakan yang banyak mengandung serat kasar dan rendah kandungan energinya : hijauan, jerami padi, jerami jagung, jerami kacang, pucuk tebu, dll ) dan pakan konsentrat yang berupa konsentrat sumber energi (umbi-umbian : ketela pohon, ketela rambat, kentang ; biji-bijian : jagung, sorghum/cantel, kedele, kacang; hasil industri pertanian : bekatul, polard, tetes minyak, lemak hewan, dll ) konsentrat sumber protein ( pakan asal hewani : tepung ikan, tepung darah, susu skim, tepung daging ; kacang-kacangan : kedele, kacang tanah, lamtoro, turi, gamal; bungkil-bungkilan : kelapa, kelapa sawit, kedele. Kacang, kapok, wijen, koro, dll)
· Berdasarkan sumber zat gizi, dibedakan menjadi sumber protein, sumber energi, sumber mineral (tepung tulang, tepung kerang,kapur, garam, dll).
Pemberian pakan kepada ternak bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi /reproduksinya. Jika dilakukan analisis kimiawi, pakan terdiri dari air dan bahan kering. Bahan kering terdiri dari bahan anorganik (abu/mineral) dan bahan organik(karbohidrat, protein, lemak dan vitamin ). Bahan kering diperlukan ternak untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu :
· Menyediakan energi untuk melangsungkan berbagai proses dalam tubuh
· Menyediakan bahan-bahan untuk membangun dan memperbaharui jaringan tubuh yang aus atau terpakai
· Mengatur kelestarian proses-proses dalam tubuh dan kondisi lingkungan dalam tubuh.. Berkaitan dengan hal tersebut maka pakan yang diberikan kepada ternak domba sekurang-kurangnya harus dapat memenuhi kebutuhan bahan keringnya. Sedangkan untuk kebutuhan air dapat diberikan melalui air minum dan harus tersedia cukup. Apabila kebutuhan bahan kering tidak terpenuhi, maka pertumbuhan ternak akan terhambat karena tidak mampu menghasilkan energi yang cukup, dan tidak cukup tersedia zat pembangunan sesuai kebutuhan, akibatnya keadaan lingkungan dalam tubuhnya tergganggu.
Kebutuhan bahan kering dapat dinyatakan dalam bobot (kg bahan kering), atau dalam persentase terhadap bobot badan yang diukur dari kilogram bahan kering pakan terhadap kilogram bobot badan (% terhadap bobot badan). Bila dinyatakan dalam persentase, maka dibutuhkan bahan kering 2-4% dari bobot badannya. Apabila dinyatakan dalam bobot bahan kering (kg), maka perlu diperhatikan berdasarkan pada Tabel kebutuhan dengan melihat bobot badan ternak, dan status fisiologis ternak yang bersangkutan.
Tabel 1. Kebutuhan Zat Gizi pada Domba
BB
(kg)
PBBH
(g)
BK
(kg)
DE (Mkal)
TP
(g)
TDN (g)*
TDN (%) ** Ransum
PK (%) ** Ransum
18
0
0.56
1.65
71.2
374.2
66.8
12.7
50
0.73
2.14
100.2
485.4
66.5
13.7
100
0.90
2.62
129.2
594.2
66.0
14.4
20
0
0.62
1.81
77.8
410.5
66.2
12.5
50
0.78
2.30
106.8
521.7
66.9
13.7
100
0.95
2.78
135.8
630.5
66.4
14.3
Keterangan : BB (Bobot Badan), PBBH (Pertambahan Bobot Badan Harian), BK (Bahan Kering), DE (Digestible Energy), TP (Total Protein), TDN * (Total Digestible Nutrients/jumlah zat pakan dapat dicerna) dihitung berdasarkan kebutuhan DE dan BK, ** dihitung berdasarkan bobot/bobot bahan kering dalam ransum.
Berdasarkan pada Tabel 1 dapat dihitung bahwa kebutuhan bahan kering rata-rata pada domba adalah 3.1% dari bobot badannya. Hasil perhitungan TDN (g) dilakukan memalui pendekatan DE, diman DE (Mkal/kg) = TDN (%) x 0.04409 (Hartadi, dkk,. 1990) hasil perhitungan dari Tabel 1 diperoleh bahwa kebutuhan TDN pada domba berkisar antara 12.5-14.4% dari ransumnya. Nampak bahwa semakin tinggi bobot badan, dan semakin tinggi pertambahan bobot badan ternak kebutuhan protein semakin meningkat, maka kebutuhan kandungan protein dalam ransum juga meningkat.
Pemeliharaan secara tradisional dengan mengandalkan rumput lapangan saja, kebutuhan zat gizinya tidak dapat terpenuhi karena hijauan rumput lapangan dan sejenisnya hanya mengandung TDN 52-58% dan protein kasar 6-9%. Zat gizi ini hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, dengan pertambahan bobot badan yang relatif rendah. 2-10g/e/h, dan angka konversi pakan yang tinggi. Angka konversi pakan mencerminkan jumlah bahan kering pakan (kg) yang diperlukan untuk meningkatkan pertambahan bobot badan dalam unit yang sama (kg). Oleh karena itu apabila angka konversi pakannya tinggi berarti diperlukan jumlah pakan lebih banyak untuk setiap kenaikan pertambahan bobot badan.
Penambahan rumput setaria dan dedak padi pada domba yang diberi rumput lapangan terbukti dapat meningkatkan pertambahan bobot badan 17-39 g/e/h (Sunarso dkk., 1989). Hal ini menunjukkan bahwa akibat keterbatasan zat gizi pada rumput lapangan maka setiap upaya menambahkan bahan pakan yang dapat meningkatkan energi/TDN (misal dedak, ketela, tetes, bungkil, dll) maupun yang dapat meningkatkan protein ( misal : daun kacang-kacangan, ampas tahu, biji kacang-kacangan, bungkil-bungkilan dll) ataupun meningkatkan energi dan protein akan dapat meningkatkan peertambahan bobot domba.
Pertambahan rumput gajah saja menghasilkan angka konversi pakan yang tinggi (23.2) sedangkan bila ditambah daun lamtoro dapat memperbaiki angka konversi pakan menjadi 12.8-15.7. hasil penelitian Sunarso (1993), menunjukkan bahwa pemberian hijauan rumput setaria yang ditambah pakan konsentrat menghasilkan pertambahan bobot badan rata-rata 522.2 g/e/h dengan angka konversi pakan 11.8. jika diperhatikan tabel 1 menunjukkan bahwa makin tinggi bobot badan, dan makin tinggi pertambahan bobot badannya, maka hasil perhitungan angka konversinya makin baik (9-9.5). dengan demikian dapat diartikan bahwa penambhan biaya pakan konsentrat terbukti dapat memperbaiki performans dan efisiensi pakannya, yang dicerminkan dari angka konversi pakan yang menurun. Peningkatan pertambahan bobot badan berdampak pada nilai jual yang semakin tinggi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan peternak.
Pemberian pakan domba yang baik dianjurkan dalam dua bentuk yaitu pakan kasar (hijauan dan daun-daunan) yang berperan untuk memenuhi kebutuhan serat, dan pakan konsentrat (sumber energi, sumber protein) untuk melengkapi kebutuhan gizinya. Tetapi karena bahan pakan konsentrat harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan hijauan, maka disarankan agar menggunakan sumber daya lokal, misalnya seperti ketela pohon, dedak, ampas tahu, kacang-kacangan dll, yang mudah didapat dan harganya relatif lebih murah. Untuk memperoleh efisiensi yang baik, pemberian konsentrat dianjurkan ï 2.5 % dari bobot badannya (Dirdjpratono., dkk, 1998).
Meskipun ternak domba dikenal sebagai ternak yang mempunyai efisiensi yang baik dalam penggunaan air (recycling saliva) namun perlu diperhatikan bahwa air minum harus selalu tersedai cukup. Kebutuhan air minum untuk ternak domba berkisar antara 1.5-2.5 l/ekor/hari atau sebaiknya disediakan tanpa dibatasi. Hal ini untuk menjamin agar proses metabolisme dalam tubuh tidak akan terhambat sebagai akibat dari kekurangan air minum. Penempatan air minum sebaiknya terpisah dari pakan, agar tidak tercampur sehingga dapat menghindarkan kerusakan pada bahan pakan atau ransum yang diberikan.
Hasil kajian BPTP Ungaran (Dirdjpratono., dkk, 1998) tentang pemberian pakan konsentrat lokal pada penggemukkan domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG) disaijikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Susunan Pakan Konsentrat
Uraian
PK-1
PK-2
PK-3
Komposisi Bahan (g)
Ampas Tahu
1200
-
-
Dedak/Katul
250
250
-
Onggok
-
250
250
Bungkil Kelapa
-
-
125
Bungkil Biji Kapok
-
-
75
Starbio
-
2.5
-
Mineral
5
-
5
Garam
-
2.5
-
Harga Pakan/kg (Rp)*
(125-181)
(147-350)
(350-520)
Kandungan Nutrisi(%)*
Bahan Kering
88.20
88.86
88.86
Protein Kasar
16.23
11.20
11.20
Serat Kasar
12.23
15.73
15.73
Total Digestible Nutrients ***
75.50
83.97
83.97
Keterangan :
* angka dalam kurung adalah kisaran harga (Juni 1996-Juli 1997), (Juli 1997-Feb 1998), (Maret 1998- Maret 1999)
** Analisis Proksimat Fak. Teknologi Pertanian UGM, 1998
*** Perhitungan Tabel Hartadi dkk., 1990.
Dilaporkan bahwa komposisi bahan pakan hijauan segar yang diberikan terdiri dari 50% hijauan rumput dibanding 50% legum dan limbah pertanian. Jumlah pemberianpakan hijauan ï 10% dari bobot badan, dan waktu pemberian 2 kali sehari. Hijauan diberikan 2-3 jam setelah pemberian pakan konsentrat. Jumlah pemberian konsentrat sebanyak 500g/e/h atau setara dengan 2.5% dari bobot badan, diberikan dalam bentuk kering. Waktu penggemukkan selama 3 bulan dengan rata-rata pertambahan bobot badan di Kabupaten Semarang 37.0-98.0 g/e/h atau rata-rata 78.8 g/e/h, sedangkan di Kabupaten Magelang menghasilkan pertambahan bobot badan 53.1-114.9 g/e/h atau dengan rata-rata 91.5 g/e/h.
3. Perkandangan
Dalam penggemukkan domba, kandang mutlak diperlukan dan harus memenuhi persyaratan. Kandang yang baik akan memudahkan pengawasan ternak yang dipelihara, sehingga kontrol terhadap kesehatan ternak dapat dilaksanakan dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi maupun produktivitas ternak.
Tujuan pembuatan kandang :
· Melindungi ternak dari gangguan cuaca, gangguan hewan lain
· Sebagai tempat melakukan kegiatan makan, minum, istirahat dll
· Memudahkan pengawasan serta pengontrolan terhadap ternak yang dipelihara
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengingat pentingnya fungsi kandang :
· Letak kandang harus tepisah dari rumah, terhindar dari lalu lintas/kegaduhan
· Perlu dirawat dan dibersihkan agar tidak cepat rusak dan ternak menjadi sehat
· Ukuran kandan sesuai dengan kebutuhan
· Lingkungan kandang tidak lembab, tidak tergenang air dan cukup sinar matahari pagi
· Terhindar dari angin langsung terutama pada waktu malam hari.
Bentuk kandang yang sesuai untuk usaha penggemukkan domba adalah :
· Bentuk kandan panggunga yang diberi sekat-sekat secara individu
· Ukuran kandang 0.4 m x 1.20 m setiap ekor domba
· Dilengkapi tempat pakan hijauan yang diletakkan di luar kandang tetapi masih di bawah atap kandang
· Dilengkapi ember untuk tempat pakan konsentrat dan tempat minum
· Lantai kandang diberi celah, jarak celah 2-3 cm dimaksudkan agar air kencing maupun kotoran ternak, sisa-sisa pakan dapat langsung jatuh ke bawah kandang
· Di bawah kandang diberi kolong yang berfungsi untuk menampung kotoran maupun air kencing serta sisa-sisa pakan.
4. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
· Domba bakalan/bibit yang diperoleh dari pasar sebaiknya dikarantina dahulu selama 1-2 hari, baru kemudian digabungkan dengan kelompok bakalan yang lain
· Sebelum proses penggemukkan dilakukan, domba harus diberi obat cacing
· Kebersihan kandang dan lingkungan kandang harus selalu dijaga
· Kalau ada domba yang sakit ( misalnya diare, tidak mau makan, kembung, scabies/gudig) segera dipisah ( kandang khusus) dan diberi pengobatan.
Penyakit yang sering menyerang antara lain :
a. Mencret/Diare
Mencret merupakan penyekit gangguan saluran pencernaan yang disebabkan salah mengkonsumsi makanan, adanya bibit penyakit atau kombinasi keduanya.
Tanda-tandanya kotoran tidak normal berubah menjadi berarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kemerahan, hijau kehitaman dan kondisi ternak menjadi lemah karena napsu makan menurun.
Pengobatan :
· Pisahkan segera ternak yang ternak yang sakit dari kelompoknya
· Berikan larutan garam dan gula sebanyak 1/6 dari bobot badan ternak yang sakit. Cara membuat larutan : 1 sdm garam (10 gr) + 1 sdm gula (10 gr) dilarutkan dalam 2.5 liter air masak
· Beri garam oralit atau norit sesuai petunjuk kemasan
Pencegahan :
· Kandang harus selalu bersih dan tidak lembab
· Awasi kondisi ternak yang dipelihara secara teratur
· Bila ada ternak yang sakit segera pisahkan dari kelompoknya
· Jangan membeli ternak tanpa asal-usul yang jelas.
b. Cacingan
Merupakan penyakit saluran pencernaan. Tanda-tandanya nafsu makan menurun, pucat dan lesu, kurus, bulu kasar agak berdiri dan tidak mengkilap dan mencret.
Pengobatan : berikan obat cacing sesuai aturan atau menggunakan obat-obatan tradisional, misalnya dengan pemberian buah jambe yang dihaluskan sebanyak 5-10 gram/ekor.
Pencegahan : kandang dan lingkungan harus selalu bersih, untuk mencegah penularan cacing ke ternak lain atau infeksi kembali. Pemotongan rumput jangan terlalu pagi, sebaiknya setelah jam 11.00.
c. Kudis/Gudig
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan infeksi parasit. Tanda-tandanya ternakselalu merasakan gatal dengan menggesekkan bagian tubuh gatal, bulu rontok, kulit menjadi tebal dan kaku. Pada infeksi ringan, serangan terjadi pada bagian-bagian tertentu, apabila dibiarkan akan menjalar ke seluruh tubuh.
Pengobatan :
Disuntik dengan obat kudis
Menggunakan obat tradisional misalnya campuran belerang ditambah oli bekas/minyak kelapa dengan dipanaskan. Sebelum diobati bagian yang kudisan dibersihkan dan dikeringkan dahulu, kemudian gosok dengan campuran belerang yang masih hangat tersebut.
Pencegahan : hindari kontak langsung dengan ternak yang terkena kudis, pisahkan segera ternak yang terserang kudis dan segera diobati, bersihkan kandang bekas ternak kena kudisan dan disemprot dengan insektisida.
d. Kembung
Kembung perut disebabkan kegagalan pembuangan gas secara normal dan proses pembentuka gas berasal dari makanan di dalam perut terlalu banyak. Tanda-tandanya : ternak gelisah dan sulit bernafas, daerah perut sebelah kiri atas terlihat mengembung bila dipukul terdengar suara kembung. Bila tidak segera ditolong dapat menyebabkan kematian.
Pengobatan :
· Posisikan ternak yang kembung tetap berdiri
· Mulut ternak dipaksa terbuka dengan cara diganjal mengunakan kayu
· Masukkan minyak kelapa 0.5 – 1 gelas
· Tekan bangian perut yang kembung uantuk membantu mengeluarkan gas
· Bila gas dalam perut sulit keluar, maka dikeluarkan dengan membuat lubang pada bagian perut yang kembung. Caranya, bagian perut kembung (kiri atas) dicukur bulunya dan diolesi yodium. Tusuk dengan pipa besi atau bambu berlubang dan runcing yang telah diolesi yodium. Keluarkan gas dari perut sampai habis, tarik bambu/pipa besi tersebut dan olesi bekas luka dengan yodium. Supaya tidak terinfeksi maka sebaiknya luka ditutup rapat.
Pencegahan : tenak domba janan diberi papak rumput yang masih terlalu banyak. Bila keadaan memaksa, sebelum rumput diberikan kepada ternak, rumput diperciki minyak kelapa dahulu atau rumput dilayukan dahulu.
e. Sakit Mata (Pink Eye)
Peradangan selaput lendir mata yang disebabkan karena pergantian cuaca, rumput/duri mengenai mata, debu, virus, bakteri dll. Tanda-tandanya mata selalu berair, selalu tertutup menghindar sinar, kelopak mata membengkak atau mata menjadi merah. Bila tidak segera diobati mata menjadi keruh, atau terjadi borok pada selaput bening akhirnya menyebabkan buta.
Pengobatan : periksa bagian mata yang sakit dan obati dengan Terrmycin 0.1% secara teratur dan sesuai petunjuk
Pencegahan : ternak yang sakit segera pisahkan dari yang sehat dan hindarkan hal-hal yang dapat melukai mata ternak.
5. Pemasaran
Aspek pemasaran sangat menentukan keberhasilan usaha penggemukkan domba, karena meskipun usaha uyang dilakukan dapat menghasilkan produk yang baik namun pemasarannya kurang baik maka keuntungan yang diperoleh tidak akan optimal. Bebearapa hal yan harus diperhatikan :
a. Strategi Penjualan :
· Menjual ternak berdasarkan bobot badan dengan mempertimbangkan harga pasar, apabila terpaksa menjual ternak berdasarkan ekor maka perlu mengetahui perkiraan harga jualnya
· Penjualan hasil penggemukkan sebaiknya dilakukan secara berkelompok dan terencana dengan baik. Caranya yaitu bekerjasama dengan pembeli sehinga pengeluaran biaya dapat ditekan dengan keuntungan dapat lebih tinggi
· Memenuhi selera konsumen
· Khusus untuk penjualan domba pada hari raya Idul Adha, maka sebaiknya menjual domba yang bertanduk, jantan, dewasa ( umur > 1 tahun), tidak cacat, dan warna bulu seragam. Di luar hari raya tidak membutuhkan persyaratan khusus.
b. Pengaturan Penjualan yang Berkesinambungan
Penjualan yang berkesinambungan dapat menjamin perolehan/keuntungan yang kontinyu dan kelangsungan usaha penggemukkan domba. Misalnya dengan skala usaha penggemukkan sebanyak 30 ekor domba, lama penggemukkan ± 3 bulan, maka setiap bulan dijadwalkan dapat menjual hasil penggemukkan dan membeli bakalan/bibit masing-masing sebanyak 10 ekor. Cara yang dilakukan digambarkan sebagai berikut :
· Lahan hijauan pakan ternak (HMT) diperlukan seluas ± 350 m2
· Pemotongan hijauan diatur secara rotasi (setiap 45 hari sekali) dengan produksi hijauan (rumput saja) ± 20 kg/m2/potong hijauan segar
· Jumlah pemberian hijauan = 5 kg x 30 ekor = 150 kg/hari
· Jumlah hijauan ini harus dipotong dari luas lahan 7.5 m2
· Tenaga kerja yang diperlukan 2 orang
c. Perhitungan pendapatan usaha penggemukkan domba (per ekor/3 bulan)
Uraian
Harga (Rp)
A. Pengeluaran
256.000
Domba bakalan bobot awal ± 20 kg
225.000
Pakan konsentrat 0.5x90 harixRp 600,-
27.000
Obat cacing + obat mata
1.500
Penyusutan kandang
2.500
B. Penerimaan
320.000
Penjualan domba bobot akhir 28 kg
315.000
Penjualan pupuk kandang
5.000
Keuntungan (B-A)/ 3 bulan
64.000
Ratio Profit Margin (C/A)/ 3 bulan
25%

2 komentar:

  1. salam kenal kami menjual konsentrat domba dan sapi siap pakai untuk info lebih lanjut bisa kunjungi blog kami di https://mahesamutiaratani.blogspot.co.id/
    atau tlp/wa : 085778089795

    terima kasih

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus