Kamis, 01 Desember 2011

UREA GRANULAR LANGKAH PERTAMA MENUJU EFISIENSI PEMUPUKAN


Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.


Kegunaan pupuk Urea
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1.     Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
2.     Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3.     Menambah kandungan protein tanaman
4.     Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen
1.     Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
2.     Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
3.     Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas
4.     Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
5.     Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya


Ambillah tiga zak pupuk Urea, sebarkan ke petakan sawah yang diairi. Bila saudara menduga bahwa seluruh Urea akan diserap tanaman, maka dugaan saudara itu keliru. Hanya satu zak yang sempat dimanfaatkan tanaman padi dan sisanya hilang, kembali ke tempat asal yaitu udara.
Kehilangan unsur Nitrogen itu berkisar 40% melalui penguapan ammonia dan beberapa persen melalui penguapan dalam bentuk N20 dan N2, pencucian (leaching), terikat oleh jasad renik atau mineral tanah (immobilization dan fixation).

Usaha membendung kerugian akibat kehilangan dalam pemupukan padi sawah ditempuh berbagai cara antara lain perbaikan cara-cara pemupukan dan penciptaan pupuk yang lambat melepaskan Nitrogen. Cara pemupukan yang dianjurkan untuk menekan kehilangan unsur Nitrogen ialah penebaran merata di sawah, jumlahnya dibagi dan ditebarkan sesuai masa pertumbuhan padi serta diusahakan pupuk terbenam di lapisan tanah yang oxygen (reduction zone).

Sedangkan pupuk Nitrogen yang termasuk lambat melepaskan kandungan Nitrogennya dan mempunyai masa depan yang baik ialah pupuk Urea yang dilapisi Sulfur dan disebut Sulphur Coated Urea (SCU). Urea yang dijadikan bahan utama ialah Urea granular (urea gelintiran), urea yang berukuran lebih besar dari Urea butiran (Urea Prill). Berat Urea butiran kira-kira 0.0035 gram/
butir dan Urea granular ± 0.01g/granular. Ukuran besar butir Urea granular mudah diatur dalam proses produksi, sehingga besar butir dapat disesuaikan dengan keperluan. Flexibilitas ini merupakan salah satu daya tarik dari pembuatan Urea granular.
Urea granular selain berukuran lebih besar, juga lebih keras dan tak mudah menjadi tepung dibanding dengan Urea butir. Sifat-sifat ini sangat menguntungkan dalam pengelolaan dan pengangkutan pupuk-pupuk curah. Karena sifat-sifat ini pula maka di Amerika Serikat, Urea granular luas dipakai dalam industri pupuk campuran (bulk blending). Untuk kawasan tropis yang lembab, tentunya keuntungan tersebut masih perlu dibuktikan.
Pengaruh Urea granular terhadap tanaman sama dengan Urea butiran, begitu juga cara penebarannya. Hanya diharapkan manfaatnya akan timbul dari segi penyimpanan dan pemakaian di lapangan. Dengan Urea yang tak membatu, maka penyebaran pupuk di sawah akan lebih merata dari pada pupuk yang membatu atau yang terlalu halus butirannya.
Pernah di tahun 1976, PUSRI mencoba mempelajari tanggapan petani terhadap Urea granular. Karena keterbatasan stock yang diterima dari TVA/USAID dan pengambilan jumlah petani sebagai sample (contoh) kurang memenuhi syarat suatu survey, maka hasil yang diperoleh belum meyakinkan benar. Meskipun demikian, kesimpulan yang diambil dari satu musim percobaan ialah petani cenderung menyenangi Urea granular karena butirannya yang utuh dan tidak membatu seperti Urea butiran yang sering mereka terima.
Untuk masa depan study semacam itu masih perlu diadakan dengan persiapan dan perencanaan yang lebih baik. Percobaan yang berhubungan dengan pemakaian pupuk Urea granular di lapangan banyak dilakukan, terutama membandingkan efisiensi pupuk. Urea yang banyak digunakan ialah Urea Supergranule yaitu Urea granule yang ukuran butirnya lebih besar yang beratnya ± 1 gram perbutir, dan Urea granular yang dilapisi Sulfur (SCU).
Dari percobaan-percobaan yang dilakukan oleh INSFER (International Fertilizer Soil Fertility 8-Fertilizer) dari tahun 1975-1978 di beberapa negara termasuk Indonesia, didapat suatu kesimpulan bahwa hasil rata-rata yang diperoleh dengan pemakaian pupuk Urea granular yang lebih besar ukuran butirnya (dalam hal ini yang dimaksud Urea Super granule) dengan membenamkannya di antara jajaran tanaman padi, begitu juga penggunaan SCU yang ditebarkan, keduanya menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pupuk Urea butiran yang disebar seperti biasa dilakukan. Pemakaian Urea Supergranule di tanah sawah yang banyak mengandung pasir (light texture) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dibanding dengan penggunaan pupuk Urea butiran yang disebar merata dan terpisah (split application).
Penelitian-penelitian ke arah penggunaan pupuk yang lebih effisien masih terus berlangsung antara lain mencari cara-cara penaburan yang terbaik dan bentuk fisik serta lapisan pupuk yang sesuai misalnya Urea supergranule yang dilapisi Sulfur. PUSRI adalah satu-satunya penghasil Urea granular saat ini di Asia (ketika artikel ini dibuat,red), yang mungkin akan banyak peranannya membantu penelitian-penelitian tersebut kelak, termasuk juga bidang pemasaran Urea granular di kawasan tropis.
oleh : Agus Ridwan Rahmad [blogpusri]

0 komentar:

Posting Komentar